Drg. Rahayu Ingin Wujudkan Kemandirian Melalui Komunitas Senyum Anak Indonesia

Drg. Rahayu Ingin Wujudkan Kemandirian Melalui Komunitas Senyum Anak Indonesia

Nama lengkapnya Drg. Rahayu Puji Astuti mengawali karier sebagai Dokter Gigi Fungsional di UPTD Puskesmas Karangjambu Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah pada tahun 2009 kala itu merangkap tugas di Puskesmas Karanganyar. Diusianya yang terbilang muda, (35 tahun) saat ini beliau menjabat sebagai Kepala Puskesmas Mrebet sejak Januari 2017.

Meski profesinya sebagai dokter namun dirinya sangat rendah hati dan dekat dengan masyarakat biasa. Banyak aktivitas sosial yang ditekuni oleh Dokter Gigi lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini. Mulai dari program pendampingan pasien utamanya pasien kurang mampu, pengembangan potensi pasien, gerakan satu langkah, pengembangan potensi remaja, posyandu remaja dan komunitas SENyUM Anak Indonesia (SAI).

Melalui Komunitas SAI ibu dua orang putra ini, Annisa Rahma Dzakia (8 tahun) dan Hanif Dzaka Naufal (6 tahun) ingin mendorong masyarakat (Anak Indonesia) agar bisa hidup Sehat, Cerdas, Kreatif sehingga Produktif dan Mandiri.

Keterangan foto : Berfoto bersama usai kegiatan Sosialisasi Hari Tanpa Tembakau Sedunia di SMPN 3 Mrebet – Rabu, 6 Juni 2018

Munculnya ide kegiatan SAI ini sejak dirinya membuka praktik pada tahun 2013 dengan gagasan Rumah SENyUM yang saat itu digunakan sebagai tempat praktek (Sehat) dilengkapi dengan perpustakaan (Edukatif) dan pelatihan membuat kerajinan (Nyeni) yang bertujuan agar pasien dan masyarakat sekitar bisa mandiri (Untuk Mandiri).

Awalnya Rumah Senyum belum berkembang karena hanya berjalan sendiri dan belum jelas sasaran (siapa) yang akan dituju serta bagaimana mewujudkannya.

Singkat cerita Dokter yang single parent ini bertemu dengan komunitas Sedekah Rombongan.

Di sedekah rombongan Dokter yang memiliki prinsip “ingin bermanfaat untuk sesama” ini bertemu para pasien dampingan yang sakit atau difabel, kurang mampu dan terbatas.

Dua tahun berjalan mendampingi pasien dhuafa, muncul pertanyaan, bagaimana mencarikan usaha untuk mereka, pasien dan keluarga. “Karena kalau keluarga ada yang sakit biasanya ekonomi terganggu, apalagi yang sakit kepala keluarga”, tutur Dokter Rahayu.

Sebagai contoh, beberapa pasien penderes yang jatuh dari pohon kelapa kemudian lumpuh bahkan meninggal. Atau anak penderita leukemia yang harus berkali kali kontrol dan opname di luar kota, tentu orang tua tidak bisa bekerja.

Permasalahan ekonomi sangat mempengaruhi kualitas hidup, kesehatan dan pendidikan.Padahal, SEHAT itu adalah kondisi sehat badan, jiwa, sosial dan ekonomi.

Menurutnya, sebetulnya sudah banyak kegiatan atau organisasi yang ingin mengatasi persoalan tersebut namun sebagian hanya bergerak sendiri sendiri.

Munculnya Komunitas SAI dikandung maksud untuk menjembatani, untuk mencarikan link antara yang membutuhkan dan yang sudah ahli atau punya jalan / solusi.

Semua itu memerlukan kerja sama sesuai minat dan kemampuan masing masing. Seperti di Sedekah Rombongan (SR) dan Relawan Purbalingga Peduli (RPP), saat mendampingi pasien dhuafa, Dokter Rahayu menyebutkan SR dan RPP mencarikan potensi pasien sehingga menghasilkan karya.

Sebut saja yang sudah ditemukan ada Anwar Setiawan dengan kemampuan melukisnya, Aang Susanto dengan ketrampilan craft dari stick es krim dan bambu, Nur Rohmah Ramadani dengan kemampuan menulis puisi.

Keterangan foto : Drg. Rahayu Puji Astuti sesaat setelah memberikan support kegiatan PIKR (Pusat Informasi Kesehatan Remaja) Kembang Burus Onje di SMP 3 Mrebet bersama Petugas Promkes Puskesmas Mrebet Esti Pujiati, SKM

Saat ini komunitas SAI tengah mendampingi pasien ibu nifas yang depresi patah tulang paha karena loncat dari ketinggian 6 m, yang ingin sembuh dari depresi dan ingin punya keterampilan.

Komunitas SAI juga terbuka bagi siapa saja yang mau bergabung baik itu remaja atau pemuda lulus sekolah yang masih bingung arah bekerja atau melanjutkan sekolah, siswa yang masih sekolah untuk mengembangkan bakat, ataupun anak putus sekolah.

“SAI, SENyUM Anak Indonesia adalah perwujudan diri saya, perjalanan saya menuju proses sukses. Untuk bisa sukses harus sehat, mau belajar, kreatif dan maju. Dan sukses ini tidak hanya sukses dunia, tapi juga akhirat. Caranya dengan berbagi, karena saya pun dulu bisa sekolah karena dibantu orang lain, donatur, teman, dan dosen”, ungkap Dokter Rahayu.

Mengawali SAI butuh dukungan banyak pihak. Untuk itu Dokter Rahayu mengajak bergerak bersama, untuk memajukan Anak Indonesia dengan apapun yang kita bisa.

Untuk partisipasi kita terhadap SAI bisa menghubungi Drg Rahayu melalui nomor HP : 085601021489. (*)

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *