Gula Merah Arenan Tanpa Campuran Bahan Kimia

Gula Merah Arenan Tanpa Campuran Bahan Kimia

Arenan-Kaligondang.  Adalah Seno dan Mardiati, sepasang suami istri yang beralamat di Rt. 02, Rw. 09, Kadus 5 Desa Arenan Kecamatan Kaligondang. Kesehariannya sebagai penderes kelapa dan pembuat gula merah atau biasa disebut dengan gula jawa.

img_20170403_122530.jpg

“Suami saya yang memanjat pohon kelapa untuk nderes” tutur Mardiati yang mengaku sudah 30 tahun menekuni pekerjaan sebagai pembuat gula merah.

img_20170403_120044.jpg

Nira kelapa atau biasa disebut dengan badeg, yang diperoleh Seno, selanjutnya akan dimasak oleh Mardiati tanpa campuran bahan  kimia menggunakan tungku di dapur rumahnya.  Proses ini dilakukan  selama kurang lebih 4 jam dengan terus menerus diaduk. Setelah mendidih dan mengental kemudian dimasukan dalam cetakan bambu selama kurang lebih 15 menit untuk kemudian dilepas dari cetakan dan gula merah siap untuk dijual.

img_20170403_120251.jpg

Dalam sehari Mardiati  rata rata memproduksi gula merah 3kg dengan harga per kg untuk saat ini 9.500 rupiah

Sejak ada plasma bulu mata palsu di Desa Arenan, Mardiati selain membuat gula merah juga membuat  bulu mata palsu yang dilakukannya setiap hari setelah pekerjaan membuat gula selesai.  Dari hasil membuat bulu mata palsu setiap 2 minggu sekali Mardiati memperoleh penghasilah antara 300 sampai 500ribu rupiah.  Sedangkan suaminya, setelah pekerjaannya sebagai penderes selesai akan melanjutkan pekerjaan sebagai tukang.

Senada dengan Mardiati, Kasmi yang merupakan tetangga sebelah rumah Mardiati menuturkan “Sehari saya biasa mencetak gula antara 2 sampai 3 kilo, hasilnya saya setorkan ke pengepul, sebab biasanya saya sudah berhutang dulu ke pengepul jadi gula yang saya buat harus saya setor ke pengepul untuk membayar hutang”.

Untuk harga yang menentukan juga dari pengepul, kadang kadang kalau harga dipasaran sudah naik tapi kita tidak tahu, ya kita manut saja ke pengepul dibayar dengan harga lama, ujar Seno menambahkan.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Harian Sekretaris Desa Arenan, Adek Sugeng Riono menyampaikan ” Di Desa Arenan sebagian penduduknya yang laki-laki hampir 30% merantau ke Batam, sedangkan para istri bekerja di plasma rambut dan hampir 50% penduduk bekerja sebagai penderes dan perajin gula merah”.   (*Ibar)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *