Gedung Monumen Pers Nasional, Beralamat di Jalan Gajah Mada Nomor 59 Surakarta, kurang lebih berjarak 500 meter dari Stasiun Solo Balapan. Awalnya bernama Socieiteit Sasana Soeka, sebuh gedung pertemuan milik kerabat Mangkunegaran.
Gedung ini didirikan pafa tahun 1918 atas prakarsa KGPAA Sri Mangkunegoro VII dengan arsitek Mas Abukasan Atmodirono, seorang arsitek jawa modern uang pertama.
Beberapa peristiwa bersejarah terutama terkait perkembangan Pers ditanah air terjadi disini.
Pada tahun 1933 di gedung ini diadakan pertemuan yang dipimpin oleh RM. Sarsito Mangoenkoesoemo dan melahirkan SRV (Soloche Radio Vereeniging), yang merupakan radio kaum pribumi pertama yang menyuarakan semangat ketimuran.
Di gedung ini pula pada Tanggal 9 Februari 1946, diadakan konggres wartawan seluruh Indonesia.
yang akhirnya melahirkan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) sebagai organisasi kewartawanan pertama yang bersifat Nasional.
Atas dasar peristiwa kongres wartawan itulah, maka pada Tanggal 9 Februari 1978 Gedung. Socieiteit Sasana Suka berubah nama menjadi Museum Pers Nasional dengan penandatanganan prasasti dilakukan oleh Presiden Soeharto.
Saat ini Monumen Pers Nasional menjadi salah satu aset yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Selain menjadi obyek Wisata edukasi, di Samping Musium juga terdapat Aula yang sering digunakan untuk acara Sosialisasi maupun Bimbingan Teknis oleh Kemenkominfo.
Bentuk bangunannya yang unik menyerupai bentuk candi menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk mengabadikan gambar maupun berselfie di depan museum. (*)