Rizki, siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri 3 Makam, Kecamatan Rembang berkerenyit menahan berat tandu yang membebani pundaknya. Namun, senyum tetap tersungging di bibirnya. Raut riang tampak benar di wajahnya.
Saat ada teriakan ‘Merdeka!!’, Ia pun membalas pekik yang sama dengan semangat membara. Saat pemandu berteriak ‘Panglima Besar Jenderal Soedirman’, Ia dan juga teman-temanya menjawab lantang ‘Idolaku!’.
“Cape ya, apalagi Jenderal Soedirman yang harus bergerilya melawan penjajah,” ujar anak yang bercita-cita ingin menjadi tentara itu. Rizki pun bertekad akan meneladani semangat ‘Sang Jenderal’ yang ternyata lahir tak jauh dari tempat tinggalnya.
Rizki adalah salah satu dari 15 siswa yang mengikuti kegiatan wisata edukasi ‘Rasa Soedirman’ yang berlangsung di Monumen Tempat Lahir (MTL) Jenderal Soedirman yang ada di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga. Acara itu diselenggarakan oleh Bidang Pariwisata Dinporapar bekerjasama dengan Tourism Information Center (TIC), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan pengelola MTL Jenderal Soerdirman.
“Hari ini sebuah sinergi berbagai pihak dilaksanakan untuk menggelorakan Purbalingga sebagai bumi tempat lahir Panglima Besar Jenderal Soedirman,” ujar Kepala Bidang Pariwisata Dinporapar Gunanto Eko Saputro yang juga turut menjadi pemandu, Selasa (15/03).
Sang Jenderal adalah pahlawan nasional kebanggaan Purbalingga sebab di kabupaten dengan sebutan ‘Bumi Perwira’ itulah Soedirman dilahirkan. “Oleh karena itu, kami membuat kemasan paket wisata sejarah berlatar kisah panglima TNI pertama di Indonesia itu, semua kegiatannya kami beri sentuhan ‘Rasa Soedirman’,” ujarnya.
Paket wisata sejarah ‘Rasa Soedirman’ itulah nantinya yang akan ‘dijual’ oleh pengelola MTL Soedirman yang saat ini dibawah naungan Perumda Owabong. “Hari ini kami membuat semacam pilot project yang menjadi standar wisata edukasi yang akan dilaksanakan di sini. Harapannya wisatawan yang datang akan menghayati perjuangan Jenderal Soedirman di tanah kelahirannya,” ujarnya.
Kegiatan yang dilaksanakan dimulai dari sesi perkenalan, ice breaking, dilanjutkan tour musium dan penjelasan mengenai koleksi dan diorama yang ada di museum. Setelah itu, ada penjelasan sejarah dan kiprah ‘Sang Jenderal’. Berikutnya ada ‘Games Rasa Soedirman’, diantaranya membuat Teh Tiyung, teh kesukaan Pak Dirman berupa teh tubruk, gula batu dan jeruk nipis yang diseduh air panas. Kemudian, main bola kaki khusus kaki kiri, sebab menurut cerita Pak Dirman jago main bola, seorang bek handal yang kuat di kaki kiri. Setelah itu, permainan ‘Usung Tandu’ untuk meneladani perjuangan beliau selama bergerilya melawan penjajahan Belanda.
Usai selesai semua kegiatan, rehat untuk menikmati sajian. Lagi-lagi spesial, kudapannya dodol / jenang dari Ciplukan, buah eksotis yang disukai Pak Dirman. Lalu, makanan utamanya paduan nasi jagung, urab dan iwak peyek, sajian tradisional yang konon juga disukai oleh Sang Jenderal.
Sementara itu, Ketua TIC Bambang Eddy Siswondo menyatakan pihaknya siap untuk menginformasikan dan memasarkan wisata sejarah tentang Jenderal Soedirman di tanah kelahirannya. “Wisata ‘Rasa Soedirman’ ini akan melengkapi paket-paket wisata di Purbalingga,” katanya.
Bambang optimis wisata di Purbalingga akan semakin diminati ke depannya. “Saat ini covid sudah melandai, semoga wisata segera menggeliat dan wisata sejarah Jenderal Soedirman ini bisa menjadi pilihan yang menarik,” ujarnya.
Abu Suratin, manajer MTL Soedirman pun menyatakan komitmenya untuk membumikan keteladanan Pak Dirman melalui wisata. “Kami berterimakasih dengan sinergitas ini dan semoga terus dilanjutkan,” ujarnya.
Sebagai informasi, Panglima Besar Jenderal Soedirman dilahirkan di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga pada 24 Januari 1916. Beliau wafat pada 29 Januari 1950 setelah memimpin perang gerilya melawan Agresi Militer Belanda dalam kondisi sakit. Atas jasa dan perjuangannya, Jenderal Soedirman ditetapkan sebagai pahlawan nasional.